Home » » BATUAN METAMORF (METAMORPHIC ROCK):

BATUAN METAMORF (METAMORPHIC ROCK):


BATUAN METAMORF (METAMORPHIC ROCK):
Batuan metamorf terjadi akibat proses metamorfosa suatu batuan sedimen melalui temperatur dan tekanan yang tinggi, atau batuan beku yang terbenam jauh di dalam tanah.
Selama proses metamorfosa, batuan yang asli mengalami perubahan-perubahan kimiawi dan fisik yang mengubah tekstur, serta komposisi mineral dan kimiawinya.
Penyusunan kembali mineral selama metamorfosa menghasilkan dua tekstur dasar batuan: terfoliasi (foliated) dan tidak terfoliasi (nonfoliated).
Foliasi menghasilkan mineral batuan yang menjadi datar atau berbentuk pelat dan tersusun dalam jalur atau lapisan yang sejajar:
Batuan terfoliasi       :               Batu tulis (sabak/slate), Sekis, Genes
Batuan tak terfoliasi                :               Kuarsit, Marmer, Antrasit
Gerakan kerak bumi menghasilkan perubahan bentuk struktural yang disebut:         
Lipatan (folds)
Patahan (faults)
Kekar (joint)
Air hujan yang jatuh ke daratan selanjutnya akan berjalan mengikuti salah satu dari sejumlah jalur gerak yang membentuk suatu siklus hidrologi
Bagian yang menjalani jalur gerak suatu limpasan permukaan (runoff) akan menyebabkan erosi dan pemindahan (transportasi).
Erosi dan transportasi tergantung pada kecepatan air yang bergerak dipengaruhi oleh  
gradien
jumlah air yang melalui satu titik      
keadaan sungai.
Pada umumnya, gradien akan makin berkurang dari hulu sampai ke hilir.  Hilir atau muara ini dapat berakhir pada sungai yang lain, sebuah danau, atau laut.  Kecepatan akhir pada danau atau laut akan mendekati nol berdasarkan pertimbangan kontinuitas dan persamaan aliran
Karena bahan yang tererosi mengandung berbagai ukuran butir dan mempunyai derajat ketahanan yang berbeda-beda, maka tidak akan terdapat sungai yang benar-benar lurus, kecuali untuk jarak yang sangat pendek (biasanya kurang dari 10 kali lebar efektif saluran). 
Sumbu saluran (sungai) cenderung mengalir ke kiri dan ke kanan, atau disebut kelokan (meander).
Dalam waktu geologi, ini biasanya akan menghasilkan lembah yang lebar di antara tebing-tebing batuan, dengan dasarnya terdiri dari tanah atau sedimen yang dipindahkan.
Sedimentasi terjadi ketika kecepatan air yang bertambah kecil.
Pada bagian dalam kelokan tidak dapat lagi mengangkut bahan-bahan yang dikandung oleh air.
Bagian luar kelokan yang mempunyai kecepatan yang lebih tinggi akan menggerus tebing sungai, sehingga kelokan tadi akan bertambah
Erosi pada leher kelokan dapat menyebabkan terpotongnya kelokan itu, sehingga terdapat bagian yang melengkung dan terpisah yang disebut punuk sapi atau oxbow atau disebut juga tikungan tapal kuda (horse shoe bend).
Oxbow ini dapat berupa daerah rawa (slough) apabila salah satu ujungnya tetap berhubungan dengan sungai, sehingga air-balik (backwater) akan menggenang.
Danau oxbow terbentuk apabila oxbow tadi terisi penuh oleh air.
Depresi ini kemudian dapat terisi oleh sedimen berbutir-halus, lumpur, dan bahan organik selama dan di antara banjir-banjir yang berturutan.
        Hasilnya adalah: deposit tanah yang sangat buruk dan sangat plastis (batas cairnya sering sampai 60% hingga 100% atau lebih)
deposit lanau, lempung berlanau, gambut organik
        Perubahan posisi sungai yang menerus dan lambat laun ini mengakibatkan seluruh dasar lembah akan terdiri dari aluvium atau sedimen.




0 komentar:

Posting Komentar

Blogger templates